Kamis, 29 Maret 2012

Paradoks

Disaat hati berontak tapi mulut masih kelu untuk sebuah penentangan kalian masih bisa menikmati peluhku......
Waktu terus berjalan begitupun sabarku yang berbatas.....kini sang sabar itu telah berada di titik nadir....terendah dan curam..
Penentangan ini kalian yang membentuk....jangan salahkan siapa siapa.....
Terpupuk dari sikap yang kalian tanamkan.....kini hadir pribadi yang paradoks.....
Semanis burung kecil nan lincah  dan penurut...tapi itu yang tlah lalu.....
Saat ini tak lagi seperti yang lalu.....disaat sang sabar masih terus digaung gaungkan demi sebuah tanggung jawab
Dan hujaman janji janji manis yang melambungkan asa.....memaksa peluh rela untuk dibajak meski teriakan nurani itu terus merobek keikhlasan....
Kini....sang Sabar takluk .........tak bersisa.....tinggal puing yang berserakan tak berbentuk....
Nikmatilah aku yang berbeda 180 derajat......Dengan  dendam peluh yang tak terhingga ...
Jangan lagi hujam aku dengan janji janji itu......jangan lagi menggoda ku dengan munafiknya bijak.....
karena  kini kalian berhadapan dengan pribadi Paradoks.....yang siap melumuri hati kalian dengan lumpur....
menginjak injak kehormatan kalian yang semu......jangan salah kan siapa siapa......
jika kini keikhlasan dan sang sabar telah pergi jauh.....hijrah ntah kemana.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar