Pada era globalisasi saat ini kemajuan teknologi membuat seseorang tak lagi
harus menjadi wartawan atau jurnalis saat ia ingin menyampaikan gagasan atau
informasi pada sebuah media. Setiap orang dengan latar belakang yang berbeda-beda
bisa mengekspresikan gagasannya itu dengan bebas. Adapun kegiatan tersebut
dikenal dengan istilah Citizen
Journalism.
Citizen Journalism yang jika diartikan menurut bahasanya berarti jurnalisme warga
yaitu aksi dari warga kota/negara yang memainkan peran aktif dalam proses
pengumpulan, pelaporan, analisa, serta diseminasi berita dan informasi. Karena
tidak terikat dengan salah satu profesi tertentu maka citizen journalism dikategorikan
sebagai jurnalisme publik. Maksud dari partisipasi publik ini untuk
menghadirkan independensi, reliabilitas, akurasi, dan relevansi informasi yang
ada dalam demokratisasi.
Citizen
journalism yang bisa kita amati langsung seperti melalui radio dapat dilihat
pada laporan lalu lintas yang disampaikan warga. Di televisi, jurnalisme warga
dapat dilihat dari video-video amatir yang dibuat warga tentang sebuah
peristiwa. Di media cetak, jurnalisme warga bisa dilihat dari surat pembaca.
Sementara di internet, jurnalisme warga dapat dilihat dari tulisan-tulisan
warga di berbagai blog atau jejaring sosial dan jurnalisme di internet lebih
kita kenal dengan istilah”net citizen”.
Dalam penyampaian
gagasan, ide atau pun informasi dengan media intenet, kegiatan net citizen bisa mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila dalam informasinya tersebut. Adapun yang kita ketahui
bersama lima sila dalam Pancasila
adalah:
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan mengetahui
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tentunya dalam kegiatan net citizen kita bisa mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila tersebut dalam gagasan, ide atau informasi yang akan kita
sampaikan dalam media internet baik melalui blog, jejaring sosial dan yang
lainnya. Yang paling mudah dan efektif, tentu saja blog. Melalui blog, setiap
orang bebas mengisinya dengan apa saja, bisa artikel, essai, opini, hingga
curahan hati.
Salah satu contoh saat
kita membuat artikel dalam blog, kita bisa memasukkan bentuk
aplikasi sila pertama pada isi tulisan kita yaitu keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang religious, bukan bangsa yang ateis. Pengakuan
terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat kepada perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianutnya.
Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.
.Bentuk
aplikasi sila ke dua diantaranya kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Manusia perlu diperlakukan
sesuai dengan harkat dan martabatnya, sebagai makhluk Tuhan yang sama
derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya. Berdasarkan nilai ini, secara
mutlak ada pengakuan terhadap hak asasi manusia.
Bentuk
aplikasi sila ketiga antara lain yaitu usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisasi dalam Negara kesatuan republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Adanya perbedaan bukan sebagai
sebab perselisihan tetapi justru dapat menciptakan kebersamaan. Kesadaran ini
tercipta dengan baik bila “Bhinneka Tunggal Ika” sungguh-sungguh dihayati. Dan
dalam tulisan kita tidak ada kalimat yang memprovokasi yang menyinggung SARA
hingga bisa terjadi perpecahan.
Bentuk
aplikasi sila keempat antara lain tentang pemerintah dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan. Berdasarkan nilai ini, diakui paham demokrasi yang lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat. Dan bisa
digambarkan bagaimana proses demokrasi itu berlangsung salah satu contohnya
melalui Pemilu.
Aplikasi
sila kelima pada penulisan artikel atau informasi kita di media internet antara
lain yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara
lahiriah maupun batiniah. Berdasar pada nilai ini, keadilan adalah nilai yang
amat mendasar yang diharapkan oleh seluruh bangsa. Negara Indonesia yang
diharapkan adalah Negara Indonesia yang berkeadilan.
Jika dalam gagasan, ide,
informasi yang kita sampaikan dengan media internet mampu memuat nilai-nilai
Pancasila tentunya hal ini mampu membentuk komunikator dan komunikan internet
yang berlandaskan Pancasila. Sehingga kehidupan berwarga negara yang damai,
adil, sejahtera dan sebagainya bisa terwujud. Namun pada dasarnya yang perlu
kita tanyakan pada diri kita masing-masing sebagai user internet sudahkan kita melakukannya?. Jika belum, maka
segerakanlah agar penyimpangan-penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila seperti
ketidak adilan di bidang penegakan hukum, ketidak adilan dalam segala bidang
untuk rakyat kecil, tindakan korupsi dan hal-hal lainnya yang kebanyakan tidak
berpihak pada rakyat namun lebih pada mengutamakan kepentingan-kepentikan
kelompok tertentu dapat dikurangi. Atau paling tidak kita mampu membuka mata bangsa
Indonesia bahwa negara kita seharusnya menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai
pedoman agar kehidupan lebih damai dan indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar